Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombangen-USProsiding Seminar Nasional Islam Moderat2622-9994RITUAL AGAMA ISLAM DI INDONESIA DALAM BINGKAI BUDAYA
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/231
<p><em>Studi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya tumpang tindihnya berbagai ritual agama dengan budaya yang berakibat munculnya tindakan saling menyalahkan, membid’ahkan, bahkan saling mengkafirkan antara muslim satu dengan muslim lainnya. hal ini lebih karena perbedaan pandangan dan keinginan dalam melaksanakan berbagai ritual keagamaan Islam yang ada di Indonesia. Di sisi lain berupaya melestarikan budaya dengan melakukan islamisasi budaya disisi lain ingin melakukan Islam secara utuh(kaffah). Focus kajian pada studi ini bertujuan untuk mencari benang merah antara ritual keagamaan dan pelestarian budaya agar terjadi akomodasi antara keduanya tanpa saling bertentangan sehingga mewujudkan kehidupan beragama yang toleran dengan kebudayaan atau tradisi sekitar. Adapun hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa pelaksanaan Islam di Indonesia berbeda dengan Islam di luar Indonesia. Islam di Indonesia kaya akan ritual-ritual keagamaan yang bersifat budaya/tradisi sebagai perkawinan antara ajaran agama dengan budaya setempat. Tumpang tindih antara agama dan budaya akan selalu terjadi sebagai proses yang akan memperkaya kehidupan dan membuatnya tidak gersang. Kekayaan variasi budaya akan memungkinkan adanya penyatuan berbagai kelompok atas dasar persamaan, baik agama maupun budaya sebagai fithrah rasional manusia dalam mewujudkan kedamaian sebagai bentuk akomodasi antar keduanya secara alami dan bukan karena terpaksa. Dengan demikian, agama merupakan pedoman yang dijadikan kerangka interpretasi tindakan manusia Melalui ritual inilah ‘dunia’ sebagaimana dibanyangkan (as imagined) dan ‘dunia’ sebagai yang dialami (as lived) dipadukan melalui perbuatan-perbuatan dalam bentuk symbol. Adapun beberapa contoh ritual keagamaan yang berbau budaya antara lain slametan, upacara daur hidup (tingkeban, tedak siten, kematian), upacara tahunan (surohan, muludan, nishfu sya’ban) dll. </em></p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: Agama, Budaya, Ritual, Tradisi, Akomodasi.</em></p>A.Fatikhul Amin Abdullah
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-232018-09-231111MOTIVASI JAMAAH MENGIKUTI HAUL GURU SEKUMPUL DI YOGYAKARTA
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/232
<p><em>Haul Guru Sekumpul di Yogyakata yang dilaksanakan oleh Persatuan Mahasiswa Kalimantan Selatan (PMKS) Yogyakarta pada akhir Maret 2018 yang cukup ramai menimbulkan rasa penasaran apakah motivasi para jamaah mengikuti haul Guru Sekumpul. Peneliti menduga alasan mengikuti haul ada kaitannya dengan kedekatan para mahasiswa terhadap sosok guru Sekumpul. Penelitian ini melakukan pendekatan fenomenologis kepada tiga informan yang mengikuti haul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun pengalaman-pengalaman spiritual dan pengetahuan para informan berbeda terkait pengetahuan tentang sang guru, motivasi ketiga informan mengikuti haul adalah penghormatan kepada sosok sang guru. </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Guru Sekumpul, haul, mahasiswa PMKS Yogyakarta</em></p>Amiqoh -
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-232018-09-2311219PLURALISME AGAMA DAN MODERNITAS PEMBANGUNAN
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/233
<p><em>Konflik sosial yang terjadi di Indonesia dengan latar belakang agama sangat memprihatinkan. Pluralisme agama seharusnya menjadi tolok ukur toleransi antar umat beragama di tengah keberagaman kepercayaan dengan sikap toleran, berkeadilan dalam rangka menuju civil society. Selain itu modernitas disinyalir merusak tatanan sosial karena menciptakan sistem ekonomi yang tidak adil. Tujuan penulisan ini untuk membahas pluralisme agama beserta nilai yang terkandung didalamnya ditinjau dari pemikiran Dawan Rahardjo, Nurcolish Madjid dan John Hick beserta kontribusi modernitas terhadap timbulnya konflik sosial. Hasil penelitian yaitu pluralisme agama di Indonesia menurut Rahardjo disikapi sebagai integrasi sosial sebagai dasar berperilaku karena sebenarnya agama-agama mengajarkan nilai-nilai kebajikan umum sedangkan Madjid berpandangan civil society adalah rumah dari demokrasi dengan etika masyarakat sebagai kualitas dari kehidupan demokrasi. Hick menyatakan pluralisme sebagai keterpusatan pada diri sendiri menuju keterpusatan pada sang Realitas tunggal (Tuhan) melalui berbagai bentuk dan cara. Keberagaman ini rentan konflik karena modernitas memicu terjadinya kemiskinan, rusaknya lingkungan dan kekerasan komunal. Oleh karena itu penguatan pendidikan multi agama dan etika global pada perguruan tinggi mutlak dilaksanakan sebagai upaya menciptakan civil society.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>Kata kunci: pluralisme, modernitas, etika, <em>civil society</em></strong></p>Burhanudin Mukhamad Faturahman
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-232018-09-2312041TRADISI ASWAJA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT TERAPAN
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/234
<p><strong><em> </em></strong><em>Indonesia dalam masa kini, terutama bidang sosial keagamaan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Tingkat keingintahuan terhadap ilmu-ilmu keagamaan semakin meningkat. Namun, meningkatnya kebutuhan pemenuhan terhadap ilmu-ilmu keagamaan ini, dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu agar dapat memenangkan kompetisi antar sesama umat Islam. Ironinya, metode ini menimbulkan efek perpecahan antar umat disebabkan pemahaman yang disulutkan.</em></p> <p><em>Ahlus sunnah wal jamaah sebuah pemahaman dari awal negeri ini berdiri, tentunya tidak luput dari sasaran berbagai pemahaman baru ini. Berbagai tradisi yang dibawa oleh Ahlus sunnah wal jama’ah lebih dekat di hati seluruh masyarakat disebabkan sesuai dengan paham budaya masyarakat Indonesia seperti, tahlil, haul, ziaroh kubur, dan berbagai tradisi ahlus sunnah wal jama’ah. Berbagai tradisi ini dibenturkan dengan perspektif teologis yang dipahami oleh kelompok pemahaman baru tersebut.</em></p> <p><em>Kegelisahan ini, memunculkan rasa keingintahuan penulis bahwa tradisi-tradisi Ahlus sunnah wal jama’ah yang menghubungkan antara alam dhohir maupun yang ghoib misalkan ziaroh kubur, haul, tahlil, ta’dhim ulama, merupakan suatu bagian upaya keilmiahan. Adanya pengklasifikasian bahwa tradisi tersebut bagian dari animisme dan dinamisme, dijadikan patokan paham-paham baru mengganggap tradisi-tradisi aswaja bukan bagian dari paham teologis. Dalam perspektif sosiologis, akan muncul sintesa pemahaman yang membenturkan keghoiban dan ilmu pengetahuan.</em></p> <p><em>Sebab tradisi-tradisi yang ada di Aswaja dijalankan atas dasar teologis dan filosofis. Ilmu Metafisika (keghoiban) dapat dianalisa dengan analisis filsafat terapan ini. Dengan filsafat terapan, maka pemahaman teologis dan tradisi-tradisi Aswaja dipahami sebagai suatu bagian yang saling menguatkan. Serta pemahaman filsafat terapan ini, mampu mengakurkan antara pemahaman teologis dan tradisi budaya.</em></p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci :</strong> <em>Tradisi Aswaja, Teologis, filsafat terapan</em></p>Fathimatuz Zahra
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-2414254ISLAM NUSANTARA DI TINJAU DARI ASPEK POLITIK ISLAM
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/235
<p><em>Istilah Islam Nusantara memberikan pengertian bukan pada penambahan ajaran yang baru dalam Islam, melainkan memperkenalkan hubungan nilai-nilai ajaran Islam yang universal masuk dan meresap pada budaya dan adat istiadat masyarakat Indonesia. Akulturasi nilai-nilai Islam dan budaya lokal melahirkan karakteristik masyarakat Islam yang toleran terhadap perbedaan suku, etnis, agama dan budaya, harmonis, egaliter, dan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan. Nilai-nilai ini yang kemudian menjadi perekat kuat dalam melahirkan perjuangan politik berupa kemerdekaan 17 Agustus 1945. Nilai-nilai tersebut menjadi penting untuk selalu dipelihara dan dijaga bersama oleh seluruh komponen masyarakat dan bangsa Indonesia.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Kata Kunci: Islam Nusantara, Nilai-Nilai, Akulturasi. </em></p>IMAM GHOZALI
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-2415564EVALUASI KINERJA RS. MOEDJITO DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD NON KEUANGAN
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/236
<p><em>The research is aimed to 1) To know the measurement of performance in consumer perspective. 2) To know the performance measurement in the internal business process perspective. 3) To know the performance measurement in learning and growth perspective. The sample of this study were inpatients as much 135 people, outpatient 89 0rang for measurement of consumer satisfaction and hospital employees 86 people for job satisfaction measurement. Based on the result of the research, the perspective of customer satisfaction is the result of Measurement of inpatient and outpatient satisfaction with six existing indicators: Tangible, Realibility, Responsiveness, Assurance, empathy, Cost and Intensity service. All of these indicators show good patient satisfaction scores. the measurement of profitability shows there is a decrease in the level of consumer profits, its performance is considered not good. Retention measurement results indicate an increase in inpatient installations while retention measures are increasing in outpatient although followed by decreased retention or acquisition in other installations. For internal business perspective the BOR Value is below the standard set by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia means the use of hospital bed low level. The value of TOI is the bedtime interval not exceeding the hospital standard quickly and responsive in doing the service to the patient. BTO value exceeds the predetermined standard This means that the number of additional beds the patient is not balanced with the number of patients who enter due to an increase in the number of patient visits. The ALOS score is still below the standard that the average RS Moedjito patient comes home faster than the minimum standard. The GDR and NDR values are below the tolerance limit or in accordance with the standard in other words the performance improvement in the service of the patient during the healing process. While the measurement of learning and growth perspective seen from employee productivity can be said less. Employee turnover is said to be good, while employee Satisfaction is spelled out in five existing indicators that are motivation, self development, leadership, work atmosphere and job and responsibility. Broadly speaking of all existing indicators employees are satisfied in working. Satisfaction in the good category more dominates its value.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Balanced scorecard, consumer perspective, internal business as well as learning and growth.</em></p> <p> </p>Lailatus Sa’adahJa’far Sodiq Maksum
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-2416576PERAN DAN KOMPOSISI PIMPINAN DALAM ORGANISASI
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/237
<p><em>Berdasar pada rendahnya perhatian pimpinan organisasi dan perannya, serta dituntutnya sebuah loyalitas anggota suatu organisasi baik profit oriented maupun non profit oriented, maka diperlukan suatu peran dan komposisi yang baik dan sesuai yang seharusnya dilakukan oleh pimpinan. Tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengemukakan peran dan komposisi pimpinan dalam organisasi demi tercapainya tujuan bersama. Hal ini dilakukan dengan sebab kurangnya perhatian baik berupa peran maupun kontribusi yang dilaksanakan pimpinan dalam suatu organisasi baik profit oriented maupun non profit oriented. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode kepustakaan sebagai bagian utamanya. Penelitian ini mengemukakan sebuah hasil bahwasannya peran dan komposisi pimpinan dalam organisasi ada tiga hal, yaitu: </em><em>Pemberian remunerasi (kompensasi), keterbukaan kejujuran sisi laporan keuangan dan hubungan baik antar sesama manusia baik yang terlibat didalamnya maupun yang tidak terlibat dalam </em><em>organisasi tersebut</em><em>.</em><em> Penelitian ini mengfokuskan pada suatu hal yang seharusnya dilakukan oleh pimpinan suatu organisasi, diikuti dengan cara-cara aplikatif dalam menjalankan peran tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian pertama dalam bidang peran dan komposisi pimpinan organisasi yang dilaksanakan melalui studi literature bebasis ekonomi islam.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Kata Kunci: Pimpinan, Organisasi, Tujuan (target)</em></strong></p>Arivatu Ni’mati Rahmatika
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-2417785DIALEKTIKA FIKIH INDONESIA DAN NEGARA
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/238
<p><em>Formula keagamaan sebagai metode berfikir (manhaj al-fikr) yang dikembangkan aswaja mencakup semua aspek kehidupan berdasarkan atas dasar modernisasi (at-tawÄsuth), menjaga keseimbangan (at-tawÄzÅ«n), dan toleran (at-tasÄmÅ«h). Prinsip-prinsip dasar aswaja juga terjadi pengembangan fikih keindonesiaan relevansinya dengan mazhab negara dalam pelaksanaan norma hukum nasional dan merupakan fakta keberislaman sebagai cara keberpikiran yang dilihat dari gerak kekinian dalam konteks masyarakat yang majemuk, beragam, dan keberbinekaan. Kondisi ini tidak dapat dilepaskan kajian Islam itu sendiri. Secara historis kehadiran Islam untuk merespons atas kondisi masyarakat Arab, sehingga Islam lahir sebagai produk lokal yang kemudian diuniversalisasikan dan ditransendensi sehingga kemudian menjadi Islam universal. Demikian juga fikih merupakan hasil adaptasi atas pemahaman teks dan konteks. Faktor lokalitas, tradisi, adat budaya memberikan konstribusi atas terbentuknya fikih yang berkarakter keindonesiaan. Untuk membumikan fikih karakter keindonesiaan dibutuhkan peran negara dalam menegakkan prinsip-prinsip dasar aswaja tawÄsuth, tawÄzun, ta’Ädul, dan tasÄmuḫ. Agar tujuan tersebut terlaksana dialektika fikih keindonesiaan perlu dilakukan rekonstruksi aspek metodologi dengan mengintegrasikan semua aspek keilmuan, kemoderan untuk kemaslahatan bersama. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci : Fikih Indonesia, Keberagaman-Kebinekaan, konstruksi metodologi</em></strong></p>Mahfudz Junaedi
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-24186102INOVASI MODEL PINJAMAN DANA BERGULIR SEBAGAI STIMULAN MELALUI TRANSAKSI QORDHU-HASAN PADA UMKM
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/240
<p><em>Penelitian ini bertujuan untuk mengimplematasikan dana bergulir kepada kelompok pelaku ekonomi kreatif pendanaan (UMKM). Metode penelitian adalah participatory action research (PAR) melalui eksperimen dengan analisis analisis data secara deskripsi mendalam. </em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi stimulan dana diberikan kepada kelompok sasaran hingga penelitian ini berlangsung sudah 3 kali putaran. Setiap putaran memerlukan waktu 10 minggu untuk melunasi dana pinjaman tanpa dibebani bunga dan biaya apapun, bersamaan dengan pengembalian semua anggota kelompok sasaran wajib menabung semampunya yang sebagai satu-satu sebagai indikator pertumbuhan ekonomi dalam riset ini. Putaran I, II dan III pertumbuhan ekonomi berturut-tururt 16,15%, 33,85% dan 61,54% dari total dana pinjaman. Disamping itu, aplikasi dari transaksi model qordhu hasan ini terbentuk teknologi tepat guna yang diberi nama QH-9Kj, yakni qordhu hasan pada tujuh kesepakatan jumlah anggota kelompok, jumlah pinjaman, jumlah pengembalian, jumlah kelompok, jumlah waktu pengembalian (misalkan per pekan), jumlah tabungan berdasarkan laba yang diperoleh, jumlah penarikan tabungan, jumlah pinjaman untuk putaran berikutnya dan esepakatan jumlah mengisi uang suka rela tanpa ditentukna dan (2) ‘intervensi’ produksi halal dan baik dengan melakukan penyuluhan; yang hasilnya 89% mengalami kepuasan dan melaksanakan apa yang telah disekati bersama untuk melakukan pengelolaan produksi yang halal dan baik.</em></p> <p><em>Saran penelitian ini adalah memerlukan analisis yang mendalam dan aksi secara optimal dengan visi-misi: ‘jangan isi iuran jika terpaksa, isilah iuran dengan lapang dada’.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Keyword: </em></strong><strong><em>stimulasi, dana pinjaman, pertumbuhan ekonomi dan UMKM.</em></strong></p>Muhammad MansurMasyhuri MachfudzJunaedi -Nahdhiyatul Kamilah
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241103109Internalisasi Nilai-Nilai Aswaja Dalam Pendidikan Islam Sebagai Upaya Deradikalisasi Menuju Good Citizen
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/239
<p><em>Artikel ini mengulas tentang internalisasi nilai-nilai Aswaja pada pendidikan agama Islam dalam usaha deradikalisasi. Radikalisasi semakin berkembang pasca jatuhnya Orde Baru. Era Reformasi menjadi penanda terbukanya penyaluran berbagai bentuk ekspresi, termasuk ekspresi keberagamaan. Semakin berkembangnya radikalisasi memunculkan keresahan bagi masyarakat secara luas. Berbagai respons pun muncul, di antaranya melalui counter-ideologi. Aswaja disinyalir secara kuat dapat mencegah tumbuh suburnya radikalisasi. Data yang disajikan dalam artikel ini berasal dari telaah literatur yang berkaitan dengan topik tulisan. Argumen yang dibangun dalam tulisan ini adalah rekonstruksi dan aktualisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam Aswaja yang dapat terinternalisasi secara kokoh dalam diri seseorang. Strategi penting yang dapat ditempuh untuk sosialisasi dan internalisasi Aswaja adalah melalui jalur pendidikan. Di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi-perguruan tinggi Islam yang mengaplikasikan mata kuliah agama Islam dengan platform nilai-nilai Aswaja, diharapkan para peserta didiknya memiliki pemahaman keagamaan yang moderat dan terhindar dari arus radikalisasi. Internalisasi nilai-nilai Aswaja pada pendidikan Islam juga dapat menjadi sebuah investasi untuk lahirnya good citizen atau warga negara yang baik, yakni warga negara yang memahami dan menyadari akan hak dan kewajibannya dengan baik, sehingga akan tercapai sebuah masyarakat yang hidup dalam keadaan damai, sejahtera, tentram, aman dan memiliki apresiasi yang besar terhadap adanya perbedaan, demi utuhnya NKRI.</em></p> <p> </p> <p><strong><em>Kata kunci: </em></strong><em>Aswaja, sosialisasi, internalisasi, radikalisasi, deradikalisasi, good citizen </em></p> <p><em> </em></p>Mustiqowati Ummul FithriyahM.Saiful Umam
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241110124Model ‘smart’ CSR yang Inovatif Melalui Kemitraan
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/241
<p><em>‘Smart’ CRS (</em><em>corporate social responsibility</em><em>) merupakan model inovasi sebagai hasil ‘revisi’ model CSR atas dasar temuaan hasil riset.</em> <em>Tujuan penelitian ini adalah melakukan revitalisasi model CSR berdasarkan hasil temuan-temuan saat melakukan penelitian. Metode penelitian adalah aplikasi pendidikan, pelatihan dan pendampingan (P3) pada kelompok usaha ekonomi kreatif dengan motode analisis adalah statistik deskriptif dan swot.</em></p> <p><em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa revisi model pelaksanaan CSR masih belum sesuai dengan fungsinya. Indikatornya adalah pelasakanaan CSR memberikan bentuk bantuan tunai kepada kelompok sasaran yang ditentukan perusahaan, kelurahan, pemberian bantuan secara sepontan. Kemudian, dengan implentasi ‘smart’CSR, hasilnya menunjukkan bahwa revitalisasi model implementasi menunjukkan nilai postif yang diindikasikan oleh 90% kelompok saaran menerima dengan program P3 dan kemitraan yang dilakukan dengan pelaku ekonomi kreatif (pedang atau petani tanaman non padi) yang menunjukkan bahwa stimulan dana dapat mendorong pengembangan usaha. Sedangkan hasil analisis swot, hal-hal yang dominan dalam melakukan kemitraan pada sisi kekuatan adalah semangat untuk maju dan berkembang usaha dengan ‘amanah’ stimulan dana usaha, sisi kelemahan khususnya sektor pertanian adalah keengganan melakukan usahatani secara berkelanjutan karena tanah yang mereka miliki dijual, sisi ancaman adalah kelompok sasaran menjadi buruh tani di tanahnya sendiri, sedangkan sisi peluang adalah semangat untuk berkembang dan mandiri.</em></p> <p><em>Rekomendasi dari hasil tersebut ‘smart’CSR akan dapat berkelanjutan melalui P3. </em></p> <p><em> </em></p> <p> </p> <p><strong><em>Keyword</em></strong><em>: </em><em>mode</em><em>l</em><em> pendidikan, pelatihan, pendapingan dan ‘smart’CSR.</em></p>Noor Shodiq AskandarMasyhuri MJunaidi -
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241125131HAK ASASI MANUSIA DALAM HUKUM PERNIKAHAN ISLAM SEBAGAI BUKTI AGAMA BERKEADILAN
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/242
<p>Hak Asasi Manusia dalam Islam didasari oleh prinsip persamaan antara manusia yaitu semua manusia sama dihadapan Tuhan, tidak ada satu ras yang lebih unggul dibandingkan dengan ras yang lain, karena semua berasal dari leluhur yang sama. Prinsip kebebasan personal, karena perbudakan dilarang dan pembebasan budak diwajibkan, Prinsip keselamatan jiwa, yang berarti bahwa siapa saja yang menyelamatkan satu manusia sama dengan menyelamatkan jiwa umat manusia dan prinsip keadilan.</p> <p>Islam agama berkeadilan dengan prinsip keadilan Allah yang merupakan rahmat dan kebaikan- Keadilan Allah mengandung konsekuensi bahwa Rahmat-Nya tidak tertahan untuk diperoleh sejauh makhluk itu dapat menerimanya. Allah memiliki hak atas semua yang ada, sedangkan semua yang ada tidak memiliki sesuatu di sisi-Nya dan Allah Ta’ala adalah sebagai <em>Qa’iman bi al-qisth</em> (Dzat yang menegakkan keadilan).</p> <p>Hukum Islam telah mewadahi segala permasalahan yang ada di bumi dengan memberi ketentuan prinsipil dan Universal, mampu menjawab permasalahan dengan mengaplikasikan melalui Ijtihad. Aqidah/Tauhid adalah pondasi dari seluruh penghambaan pada Allah. Syari’at dibangun di atas Aqidah. Pelaksanaan syari’at tidak bisa dipisahkan dari Aqidah. Manusia tunduk pada hukum Allah dalam rangka mengagungkan dan mentauhidkan Allah.</p> <p>Hukum pernikahan Islam bertujuan untuk menuju kebahagiaan akhirat, maka Islam menggariskan sejumlah prinsip dasar, antara lain adalah : Kebebasan dalam memilih jodoh, <em>Sakinah, Mawaddah wa Rahmah, </em>Saling melengkapi dan melindungi, <em>Mu’asharah bi al-Ma’ruf, </em>dan Monogami adalah berprinsip keadilan dengan menjunjung tinggi Hak Asassi manusia.</p> <p> </p>Qurrotul Ainiyah
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241132145URGENSI NILAI-NILAI TAWASSUṬ DI SD DAN HOMESCHOOLING DALAM MEMBENTUK GENERASI MUSLIM YANG MODERAT
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/243
<p><em>Tulisan ini merupakan kajian tentang pentingnya nilaitawassuá¹ dalam pembentukan karakter. Pada hakikatnya pembentukan karakter generasi unggul dapat dimulai sejak dini pada anak-anak. Sikap toleransi, moderat, dan bijak perlu ditanamkan di pendidikan tingkat dasar baik SD atau homeschooling. Hal itu yang mendasari peneliti tertarik untuk mendeskripsikan pentingnya internalisasi nilai-nilai tawassuá¹ dalam pendidikan tingkat dasar. Baik dalam proses pembelajaran, peraturan, faktor pendukung, dan penghambatnya. Penelitian ini fokus pada sekolah dasar di Jepara dan Homeschooling Semarang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan nilai-nilai tawassuá¹ secara teoritis sudah ada pada pembelajaran SD dan Homeschooling. Akan tetapi secara aplikatif lebih dominan terdapat pada lembaga pendidikan inklusi, seperti SD Semai Jepara dan homeschooling. Nilai-nilai tawassuá¹ menjadi hal penting dikenalkan pada anak. Hal itu karena pengalaman dari pendidikan tingkat dasar menjadi bagian faktor yang berpengaruh pada pembentukan karakter saat usia remaja.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>Tawassuá¹</em>, pendidikan dasar, moderat</p>Sukarman -Azzah Nor Laila
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241146153ORIENTASI AKTIVITAS DAN KELOMPOK KEAGAMAAN MAHASISWA
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/244
<p><em>Perkembangan aktivitas dan kelompok keagamaan di sebuah perguruan tinggi adalah bertujuan untuk sebagai sarana pengembangan kompetensi mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademik namun juga dalam menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Namun dewasa ini aktivitas kelompok keagamaan mahasiswa yang dulunya secara mandiri dikelola oleh perguruan tinggi itu sendiri seiring dengan era globalisasi dan informasi mulai bermitra dengan beberapa kelompok keagamaan dari eksternal. Hal yang dikahawatirkan adalah adanya tendensi nilai-nilai kelompok eksternal tersebut akan mempengaruhi kehidupan di dalam kampus bahkan bermasyarakat. Melalui paparan ini, ditelaah aspek-aspek sosilogis dan psikologi yang melatarbelakangi keterlibatan dan keloyalitasan seorang mahasiswa pada sebuah kelompok keagamaan. Diantaranya adalah dikarenakan adanya secara pribadi adanya kebutuhan akan agama dan adanya kesamaan visi dan tujuan seorang mahasiswa tersebut sehingga nilai-nilai kelompok tersebut tercermin pada perilakunya sehari-hari.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci </em></strong><em>: aktivitas keagamaan ,kelompok keagamaan, sosiologis, psikologis, mahasiswa</em></p>Triana Rosalina Noor
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241154163JURNAL LONTARA IMAM LAPEO SEBAGAI BAHAN AJAR
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/245
<p><em>Imam Lapeo merupakan salah satu dari tujuh wali (wali pitu) adalah tokoh agama yang menganjurkan dan mengajarkan Islam di Mandar, Sulawesi Barat. Beliau memiliki banyak peninggalan berupa catatan pribadi semacam jurnal pribadi atau buku diari (lontara bilang’). Jurnal Imam Lapeo ini disebut juga lontara bilang’ karena huruf lontar yang digunakan. Jurnal Imam Lapeo berupa lontar yang ditulis dalam bahasa Arab Serang yang memiliki arti dalam bahasa Mandar dan lontar Bugis. Menurut kerabat Imam Lapeo jurnal beliau berisi catatan-catatan perjalanan hidup Imam Lapeo selama beliau menjadi Imam di Lapeo dan kadhi (hakim) di Tappalang, Mamuju sekaligus tulisan tentang ilmu-ilmu agama dan cara beliau menyelesaikan masalah-masalah keagamaan di Mandar khususnya, Sulawesi umumnya. Diperlukan penelitian bentuk filologi, filologi adalah ilmu tentang bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis. Filologi merupakan ilmu yang mempelajari naskah – naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno. Penelitian ini merupakan filologi, peneliti akan menggali naskah kuno Imam Lapeo dalam bentuk tulisan lontar dan arab serang. Kerja lapangan (Fieldwork) bertujuan menggali sebanyak mungkin informasi di lapangan yang bisa dihubungkan dengan isi jurnal Imam Lapeo yaitu dengan wawancara, diskusi, observasi juga dokumentasi. Sehingga analisis data penelitian ini adalah transfer tulisan Imam Lapeo kedalam bahasa Indonesia atau Inggris lalu publishing (buku ajar) . Hasil penelitian naskah kuno Imam Lapeo sangat penting digunakan untuk kajian islam, sejarah, dan antropologi. Selain itu, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan ajar di kampus untuk pengembangan karakter bangsa. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci:</em></strong><em> Imam Lapeo, Jurnal, Lontar, Filologi, bahan ajar.</em></p>Zuhriah -
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241164167UPAYA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/246
<p>Dalam kehidupan manusia pendidikan merupakan faktor yang sangat esensial, karena pendidikan disini adalah proses sosialisasi yakni manusia harus mampu menterjemahkan konsep pendidikan dalam realitas kehidupan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan adanya lembaga pendidikan yang respek terhadap persoalan dan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Permasalahan di SMP Negeri 3 Peterongan Jombang adalah keberadaan Pendidikan Agama Islam belum banyak mengubah keadaan karena terjadinya sistem dikotomi pendidikan, pelajaran umum yang menomorduakan Pendidikan Agama Islam, sehingga guru agama kehilangan nyali untuk terus mengembangkan strategi Pendidikan Agama Islam. Dari permasalahan tersebut, maka tujuan pembahasan ini adalah tentang upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 3 Peterongan Jombang. Metode penelitian yang di gunakan dalam peneliti ini adalah metode penelitian kualitatif, studi kasus. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa Guru SMP Negeri 3 Peterongan, Jombang konsen pada pembelajaran PAI. Terbukti dengan berbagai upaya yang dilakukan demi berhasilnya strategi sekolah dalam peningkatan pembelajaran PAI di sekolahan umum secara makro, dengan melakukan strategi-strategi khusus yang jitu antara lain: penyampaian pelajaran PAI secara integral, mengadakan latihan-latihan berupa kegiatan ekstra kurikuler, serta mengadakan evaluasi bersama setelah pembelajaran menjadikan siswa mudah dalam memahami pelajaran PAI serta dpat meminimalisisr bahkan terhapusnya dikotomi pendidikan disekolah.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci: <em>Upaya sekolah</em><em>, Pengembangan</em> <em>Pembelajaran</em><em> PAI</em><em>.</em></p>Didin SirojudinChusnul ChotimahM. DZIKRUL HAKIM AL GHOZALI
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241168178PELAKSANAAN PROGRAM LINGKUNGAN ARTIFISIAL BAGI KELAS BIASA DAN KELAS INTENSIF DI PONDOK MODERN ARRISALAH
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/258
<p><em>Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program bahasa berbasis </em><em>lingkungan artifisial</em><em>. P</em><em>rogram berbasis lingkungan artifisal ini dilaksanakan oleh bagian bahasa sejak berdirinya pondok dalam mengembangkan bahasa siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) bagaimana pondok modern Arrisalah dalam melaksanakan program bahasa berbasis lingkungan artifisial; 2) apa perbedaan antara pelaksanaan program lingkungan artifisial bagi santriwati kelas biasa dan kelas intensif. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri merupakan instrumen utama. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi dan wawancara.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><em>: lingkungan Artifisial, pelaksanaan program.</em></p> <p> </p>Aufia AisaMachnunah Ani Zulfah
Copyright (c) 2018 Prosiding Seminar Nasional Islam Moderat
2018-09-242018-09-241179186MEMBANGUN AKHLAQ SANTRI MELALUI KAJIAN KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM
https://ejournal.unwaha.ac.id/index.php/asdanu/article/view/276
<p><em>Akhlak merupakan domain terpenting dalam kehidupan bermasyarakat. Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang sangat penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai ianggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangun, kejayaan dan kehancuran, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa dan masyarakat, tergantung bagaimana akhlaknya. Fenomena yang terjadi dan dapat kita lihat saat ini adalah betapa merebaknya kemerosotan akhlak telah melanda berbagai sektor dalam kehidupan. Hampir semua lini kehidupan di Indonesia telah mengalami kemerosotan akhlak atau dengan kata lain, bukan hanya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan, akan tetapi juga krisis akhlak. Karenanya tidak berlebihan ketika banyak kalangan yang menyebutkan bahwa bangsa ini mengalami krisis multidimensional.</em> <em>Pesantren adalah lembaga yang mengantarkan pendidikan dengan ajaran Islam. Dalam pesantren banyak sekali yang harus dipelajari, salah satunya adalah tentang akhlak. Pesantren merupakan tempat mengaji dan mengkaji ilmu agama utamanya kitab-kitab turots warisan para ulama terdahulu, salah satunya adalah kitab Ta’limul Muta’allim. Dalam kitab ini diajarkan tatacara menuntut ilmu dan dan menghargai ilmu. Dengan mengkaji kitab-kitab tersebut diharapkan santri yang lagi menempuh pendidikan bisa menyerap ilmu dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari selama di pesantren dan kelak setelah kembali ke masyarakat.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Kata Kunci : Akhlaq Santri, Ta’limul Muta’alim, Pesantren </em></p>Imam Muslih
Copyright (c) 0
2018-09-232018-09-231187195