Pelestarian Budaya Islami Hadrah Desa Gondangmanis
Abstract
Ironis sekali jika budaya yang merupakan sebuah identitas sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya. Berbagai faktor yang melatarbelakangi hal ini, di antaranya adalah kurang adanya kesadaran bahwa urgensi dari sebuah budaya menjadi ciri khas suatu daerah oleh masyarakat terutama generasi millenial. Budaya hadrah yang telah berjalan bertahun-tahun semakin hari semakin hilang. Maka perlu adanya rekontruksi dan reformasi ulang sebuah organisasi, komunitas atau grup. Hal ini dilakukan untuk menampung aspirasi, ide-ide yang inovatif dan kreatif. Tidak sebatas itu, grup ini akan menjadi sarana komunikasi dan interaksi antar pemuda, umtuk memperkuat keorganisasian dan program jauh ke depan. Karena pada dasarnya budaya akan bergerak secara dinamis jika sebuah struktural terbentuk dengan program yang sistematis. Kegiatan pengabdian masyarakat yang sudah dilakukan sejauh ini, luaran yang sudah dicapai adalah terbentuknya grup hadroh banjari baru di TPQ milik Bapak Imam Khusaini serta adanya koordinasi dengan jam'iyyah Muhibbin terkait pendampingan serta rutinitas pelatian dalam agenda rutin satu minggu sekali sehingga memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan serta keterampilan pada target sasaran, yakni siswa sekolah dasar dan menengah dalam lembaga Taman Pendidikan Al-Quran dusun Prayungan desa Gondangmanis, memberikan wawasan dan pengetahuan tentang kebudayan islam dan urgensinya di era modern, membantu menumbuhkan semangat menjaga serta semangat dalam melestarikan budaya hadroh agar dapat mengembangkan bakat dan keterampilan, serta menguatkan budaya islam yang ada di desa Gondangmanis dalam wujud komunitas dan organisasi.